Ads 468x60px

...

Rabu, 18 Juni 2014

Makna Al Qaabidh

AL QAABIDH = MAHA MENYEMPITKAN

Pembuka Kata


Nama Allah, Al Qoobidhu ( القابض ) dibaca Al Qoobidhu termasuk Al-Asma`ul Husna, firman Allah : 
  • Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam gengaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (Az-Zumar [39]: 67) 
  • “Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)
     
Makna Kata
 

Nama Allah, Al Qoobidhu bermakna Yang menyempitkan hidup atau mengurangi rizki seseorang yang Allah kehendaki. Tidak sedikit orang pintar, kuat, giat bekerja tetapi tetap hidup melarat.

Al-Qaabidh diambil dari akar kata yang makna awalnya adalah “sesuatu yang diambil” atau “keterhimpunan pada sesuatu”. Makna dasar ini kemudian berkembang sehingga melahirkan makna baru, seperti: menahan, menggenggam, menghalangi, dan menyempitkan - See more at: http://asmaul-husna-gambar.blogspot.com/2013/04/al-qaabidh.html#sthash.UnEpgE1D.dpuf

Al-Qaabidh diambil dari akar kata yang makna awalnya adalah “sesuatu yang diambil” atau “keterhimpunan pada sesuatu”. Makna dasar ini kemudian berkembang sehingga melahirkan makna baru, seperti: menahan, menggenggam, menghalangi, dan menyempitkan

Penutup Kata

Demikian pengertian yang terkandung di dalam tiap-tiap nama dari Asmaul-Husna yang amat masyhur itu. Pengertian yang kita terangkan secara ringkas seringkas-ringkasnya. Bila dibentangkan atau diuraikan dengan panjang, maka  nama Allah, Al Wahhaab tidak cukup dengan sebuah buku tebal seribu halaman, Allah tidak terbatas keagungan, ketinggian, kemuliaan dan kesempurnaa-Nya.

Cara berdoa dengan Nama Allah, Al Wahhaab dengan ditambahkan kata Jalla Jalaaluhu yang artinya : Mulia kemuliaan-Nya. Misalnya "Ya Wahab Jalla Jalaaluhu
Hikmah lain dari kesadaran kita terhadap Asma Allah Al-Qaabidh adalah penerimaan kita terhadap segala putusan Allah. Orang-orang yang arif akan memandang bahwa segala sesuatu yang telah diputuskan Allah pasti terbaik. Hal ini mengharuskan kita untuk “ridha”, menerima segala ketetapan Allah dengan lapang dada, baik yang menyenangkan maupun yang tidak. Keridhaan itu merupakan manifestasi dari keyakinan kita kepada taqdir Ilahi. Dengan keridhaan itu, insya-Allah kita akan merasakan sekaligus menikmati lezatnya iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

About

Sample Text