Perkiraan Waktu terjadinya Lailatul Qodar
Ibnu Hazm berkata : "Lailatul qadar sekali saja dalam setahun, tertentu di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir dan tertentu di suatu malam yang ganjil. Jika bulan itu 29 hari, maka permulaan puluhan yang akhir, ialah malam 20. Dan malam qadar itu adalah malam 20, adakalanya di malam 22, adakalanya di malam 24, 26, atau di malam 28. Jika bulan itu penuh 30 hari, permulaan puluhan yang akhir ialah malam 21. Maka malam al qadar adakalanya di malam 21, 23, 25, 27, atau di malam 29."
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwaththa' dari Abu Sa'id Al Khudri ujarnya:
"Adalah Rasulullah saw, beri'tikaf pada puluhan yang kedua dari bulan Ramadhan. Pada suatu ta-hun setelah beliau sampai pada malam 21 yang seharusnya beliau keluar dari i'tikaf pada paginya, beliau berkata: 'Barangsiapa turut beri'tikaf bersamaku, hendaklah beri'tikaf pada puluhan yang terakhir. Sungguh telah diperlihatkan kepadaku malam al qadar. Kemudian aku dijadikan lupa. Aku bersujud pada paginya di air dan tanah. Karena itu carilah dia di puluhan yang akhir, carilah dia di tiap-tiap malam yang ganjil'. Berkata Abu Sa'id: 'Maka turunlah hujan pada malam itu, sedangkan masjid diatapi dengan daun korma dan meneteslah air ke lantai. Kedua mataku melihat Rasulullah kembali dari masjid, sedangkan pada dahinya nampak bekas air dan tanah, yaitu pada malam 21."
Diriwayatkan oleh Bukhari dari 'Aisyah bahwa Rasululah saw. bersabda:
"Carilah dengan segala daya upaya malam al qadar di malam-malam ganjil yang akhir dari bulan Ramadhan."
Dalam suatu hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar, bahwa Nabi saw. bersabda :
اِلْتَمِسُوْهَافِي الْعَشْرِاْلأَوَاخِرِفَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْعَجَزَ فَلاَيَغْلِبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي
"Carilah lailatul qadar pada puluhan yang akhir, jika seseorang lemah mencari, maka janganlah kamu kalah dalam mencari pada tujuh yang terakhir."
Ibnu Hazm berkata : "Lailatul qadar sekali saja dalam setahun, tertentu di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir dan tertentu di suatu malam yang ganjil. Jika bulan itu 29 hari, maka permulaan puluhan yang akhir, ialah malam 20. Dan malam qadar itu adalah malam 20, adakalanya di malam 22, adakalanya di malam 24, 26, atau di malam 28. Jika bulan itu penuh 30 hari, permulaan puluhan yang akhir ialah malam 21. Maka malam al qadar adakalanya di malam 21, 23, 25, 27, atau di malam 29."
Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al Muwaththa' dari Abu Sa'id Al Khudri ujarnya:
"Adalah Rasulullah saw, beri'tikaf pada puluhan yang kedua dari bulan Ramadhan. Pada suatu ta-hun setelah beliau sampai pada malam 21 yang seharusnya beliau keluar dari i'tikaf pada paginya, beliau berkata: 'Barangsiapa turut beri'tikaf bersamaku, hendaklah beri'tikaf pada puluhan yang terakhir. Sungguh telah diperlihatkan kepadaku malam al qadar. Kemudian aku dijadikan lupa. Aku bersujud pada paginya di air dan tanah. Karena itu carilah dia di puluhan yang akhir, carilah dia di tiap-tiap malam yang ganjil'. Berkata Abu Sa'id: 'Maka turunlah hujan pada malam itu, sedangkan masjid diatapi dengan daun korma dan meneteslah air ke lantai. Kedua mataku melihat Rasulullah kembali dari masjid, sedangkan pada dahinya nampak bekas air dan tanah, yaitu pada malam 21."
Diriwayatkan oleh Bukhari dari 'Aisyah bahwa Rasululah saw. bersabda:
"Carilah dengan segala daya upaya malam al qadar di malam-malam ganjil yang akhir dari bulan Ramadhan."
Dalam suatu hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar, bahwa Nabi saw. bersabda :
اِلْتَمِسُوْهَافِي الْعَشْرِاْلأَوَاخِرِفَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْعَجَزَ فَلاَيَغْلِبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي
"Carilah lailatul qadar pada puluhan yang akhir, jika seseorang lemah mencari, maka janganlah kamu kalah dalam mencari pada tujuh yang terakhir."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar