Ads 468x60px

...

Kamis, 12 Juni 2014

Huurun ‘iin

Pendahuluan

Firman Allah swt artinya :

“Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.” (Al Qur’an Surat Al-Waaqi’ah, ayat : 22-24)
    
Sebuah kehidupan di Jannah yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara . Air yang terpancar dari mata air Kafur, Tsanim dan Salsabil serta sungai-sungai yang mengalirkan air susu.  Kemudian, para gadis yang elok nan rupawan berdiam diri di dalam istana-istana surga, mereka tak kan pernah keluar melainkan menunggu para calon suaminya yang beriman ketika di dunia. Kecantikan, keindahan tubuh, keanggunan dan segala kelebihan yang dimilikinya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, tak mampu untuk digambarkan dengan pena-pena kita.  Gadis perawan itu terjaga kesuciannya, tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan jahil baik dari kalangan manusia maupun jin. Mereka adalah para wanita surga atau yang lebih kita kenal dengan nama BIDADARI.

Gambaran tentang surga dan neraka, malaikat dan bidadari, merupakan sesuatu yang termasuk ke dalam perkara ghoibiah. Kita mengimaninya berdasarkan informasi yang diberikan melalui firman Allah dan sabda Rasul-Nya.

  
Karakteristik Sang Bidadari
  
Mengenai bidadari itu sendiri, kita mengetahuinya sesuai dengan yang diinformasikan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di antara khabar itu adalah karakter sang bidadari, inilah karakter yang dimiliki oleh wanita surga itu yaitu Cantik dan Berakhlak baik.  Sekali lagi, siapa pun tak dapat menggambarkan kecantikannya. Jangankan untuk itu, sekadar mengkhayalkannya saja kita tak berdaya.
  
Firman Allah swt artinya :  
  •  “Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan” (Surat Ar-Rahmaan, ayat : 58)
  •  “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (Surat Ar-Rahmaan, ayat  : 70) 
  • “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit di dalam rumah.” (Surat Ar-Rahmaan ayat : 72)
  
Sabda Nabi Muhammad saw artinya : Ath-thabrani meriwayatkan dalam kitab Mujamnya dari Ummu Salamah, dia berkata : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman Allah : ‘Huurun ‘iin”, Rasulullah berkata : “Huurun ‘iin artinya mata yang indah dan jeli.”  Aku berkata lagi “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaamtsaalil lu’lu’il maknun.”   Rasulullah berkata : “Artinya bersih sebersih mutiara yang tak pernah disentuh tangan.”   Aku berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya: ‘Fii hinna khoiroot hisaan”. Rasulullah berkata : “Baik akhlaknya dan cantik wajahnya.” Aku berkata lagi : “Tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaannahunna baidhun maknuun”. Rasulullah berkata : “Kelembutan kulit mereka seperti kulit yang ada di bagian dalam kulit telur.”  Aku berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Uruban atrooban”.  Rasulullah berkata : “Mereka yang di dunia sudah tua renta, di surga menjadi gadis-gadis yang sebaya.”  (Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani, dari Bakar bin Sahl Ad-Dimyathi, dari Umar bin Hasyim Al-Hassan, dari Hasan, dari bapaknya, dari Ummu Salamah, dia berkata : “Aku mengingatnya.”)
  
Itulah gambaran tentang karakteristik dari bidadari surga. Di samping itu juga ada karakteristik khusus yang tak dimiliki oleh wanita dunia, di antara karakteristik khusus wanita surga itu adalah “Suci dan disucikan”, sebagaimana firman Allah SWT, “Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci.” (Surat Al-Baqarah, ayat : 25). Mereka tidak memiliki sejumlah kotoran atau mengalami proses sekresi seperti halnya wanita dunia, misalnya haidh, nifas, buang air kecil atau buang air besar, ludah, dahak, peluh, serta kentut, baik yang berbunyi maupun tidak.
  
Penuh Cinta, dalil yang berkenaan dengan ini adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Waaqi’ah, ayat : 37, “Penuh cinta lagi sebaya umurnya.”
  
Gadis Abadi, Firman Allah swt artinya : Diterangkan maksud dari gadis-gadis remaja yang sebaya adalah mereka tidak pernah mengenal uban atau tua, bahkan setiap pekan mereka akan bertambah cantik dan menawan (Surat An-Naba, ayat : 33)
  
Tidak Mata Keranjang. Firman Allah swt artinya : Dan hanya tinggal di dalam rumah. Inilah yang seharusnya menjadi kaca perbandingan bagi setiap mu’minah, sang bidadari begitu extra dalam menahan pandangan dan tidak pernah keluar dari istananya (Surat Ar-Rahmaan, ayat : 56)
  
Tubuhnya wangi dan bercahaya. Dalam riwayat Bukhari dalam Kitab Shahihnya, Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya salah seorang dari wanita surga menampakkan diri ke bumi, niscaya akan bercahaya antara bumi dan langit dan niscaya antara bumi dan langit itu dipenuhi dengan bau wangi. Tutup kepala wanita surga saja lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Dunya.
  
Do’a bidadari untuk para suami mereka di dunia, dalam Kitab Maraasilnya, ‘Ikrimah meriwayatkan : “Sesungguhnya para bidadari berdoa untuk para suami mereka saat para suami mereka masih berada di dunia. Mereka berkata : “Ya Allah, tolonglah dia dalam menjalankan agama; hadapkan dia dengan hatinya untuk taat kepada-Mu, dan sampaikan dia kepada kami, demi kemuliaan-Mu, wahai Rabb Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.”
  
Wanita Dunia Bisa Lebih Baik Dari Bidadari Surga
  
Surga adalah hak asasi atas muslim yang beriman dan beramal shalih. Surga dipersembahkan khusus bagi hamba-Nya yang taat, baik dari kaum pria maupun wanita.  Begitu pula dengan seorang wanita jika ia berniat untuk berhijrah menjadi seorang mukminah sejati. Perlombaan untuk menjadi lebih baik dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya adalah hak asasinya sebagai seorang hamba.
  
Dengan melihat karakteristik sang bidadari, seharusnyalah hal tersebut menjadi cermin bagi setiap wanita dunia. Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, wahai wanita, tapi ketahuilah engkau bisa lebih baik dan lebih mulia darinya, Insya Allah.  Ingatlah firman Allah dalam surat At-Tiin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”
  
Di antara jalan yang dapat ditempuh adalah Menjaga Kesucian. Jagalah permatamu, wahai mukminah, Janganlah kau umbar dan kau jual dengan harga yang murah, apalagi harga itu adalah harga duniawi yang kotor. Milikilah rasa penuh cinta. Tumbuhkanlah cinta itu hanya kepada Allah serta mempersiapkan cintamu itu untuk seorang laki-laki yang akan menjadi suamimu atau telah sah menjadi suamimu.
  
Referensi :
   
Ukhti Al-Muslimah Sabiiluki ilal Jannah. Karya : Itisham Ahmad Sharraf, Daar Al-I’tisham  
Ensiklopedia Surga, Karya : Mahir Ahmad Ash-shufi, Pustaka Azzam  Mu’minah, No. 8 Tahun I, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

About

Sample Text