Pendahuluan
Firman Allah swt artinya :
“Dan
(di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana
mutiara yang tersimpan baik, sebagai balasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan.” (Al Qur’an Surat Al-Waaqi’ah, ayat : 22-24)
Sebuah
kehidupan di Jannah yang penuh dengan kenikmatan yang tiada tara . Air
yang terpancar dari mata air Kafur, Tsanim dan Salsabil serta
sungai-sungai yang mengalirkan air susu. Kemudian, para
gadis yang elok nan rupawan berdiam diri di dalam istana-istana surga,
mereka tak kan pernah keluar melainkan menunggu para calon suaminya yang
beriman ketika di dunia. Kecantikan, keindahan tubuh, keanggunan dan
segala kelebihan yang dimilikinya tak bisa dilukiskan dengan kata-kata,
tak mampu untuk digambarkan dengan pena-pena kita. Gadis perawan itu terjaga kesuciannya, tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan jahil baik dari kalangan manusia maupun jin. Mereka adalah para wanita surga atau yang lebih kita kenal dengan nama BIDADARI.
Gambaran
tentang surga dan neraka, malaikat dan bidadari, merupakan sesuatu yang
termasuk ke dalam perkara ghoibiah. Kita mengimaninya berdasarkan
informasi yang diberikan melalui firman Allah dan sabda Rasul-Nya.
Karakteristik Sang Bidadari
Mengenai
bidadari itu sendiri, kita mengetahuinya sesuai dengan yang
diinformasikan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah. Di antara khabar itu adalah
karakter sang bidadari, inilah karakter yang dimiliki oleh wanita surga
itu yaitu Cantik dan Berakhlak baik. Sekali
lagi, siapa pun tak dapat menggambarkan kecantikannya. Jangankan untuk
itu, sekadar mengkhayalkannya saja kita tak berdaya.
Firman Allah swt artinya :
- “Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan” (Surat Ar-Rahmaan, ayat : 58)
- “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (Surat Ar-Rahmaan, ayat : 70)
- “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit di dalam rumah.” (Surat Ar-Rahmaan ayat : 72)
Sabda Nabi Muhammad saw artinya : Ath-thabrani
meriwayatkan dalam kitab Mujamnya dari Ummu Salamah, dia berkata :
“Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman Allah :
‘Huurun ‘iin”, Rasulullah berkata : “Huurun ‘iin artinya mata yang indah
dan jeli.” Aku berkata lagi “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaamtsaalil lu’lu’il maknun.” Rasulullah berkata : “Artinya bersih sebersih mutiara yang tak pernah disentuh tangan.” Aku
berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang
firman-Nya: ‘Fii hinna khoiroot hisaan”. Rasulullah berkata : “Baik
akhlaknya dan cantik wajahnya.” Aku berkata lagi : “Tolong terangkan
kepadaku tentang firman-Nya : ‘Kaannahunna baidhun maknuun”. Rasulullah
berkata : “Kelembutan kulit mereka seperti kulit yang ada di bagian
dalam kulit telur.” Aku berkata lagi : “Wahai Rasulullah, tolong terangkan kepadaku tentang firman-Nya : ‘Uruban atrooban”. Rasulullah berkata : “Mereka yang di dunia sudah tua renta, di surga menjadi gadis-gadis yang sebaya.” (Hadits
ini diriwayatkan oleh Thabrani, dari Bakar bin Sahl Ad-Dimyathi, dari
Umar bin Hasyim Al-Hassan, dari Hasan, dari bapaknya, dari Ummu Salamah,
dia berkata : “Aku mengingatnya.”)
Itulah
gambaran tentang karakteristik dari bidadari surga. Di samping itu juga
ada karakteristik khusus yang tak dimiliki oleh wanita dunia, di antara
karakteristik khusus wanita surga itu adalah “Suci dan disucikan”,
sebagaimana firman Allah SWT, “Dan untuk mereka di dalamnya ada
istri-istri yang suci.” (Surat Al-Baqarah, ayat : 25). Mereka tidak
memiliki sejumlah kotoran atau mengalami proses sekresi seperti halnya
wanita dunia, misalnya haidh, nifas, buang air kecil atau buang air
besar, ludah, dahak, peluh, serta kentut, baik yang berbunyi maupun
tidak.
Penuh Cinta, dalil yang berkenaan dengan ini adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Waaqi’ah, ayat : 37, “Penuh cinta lagi sebaya umurnya.”
Gadis Abadi,
Firman Allah swt artinya : Diterangkan maksud dari gadis-gadis remaja
yang sebaya adalah mereka tidak pernah mengenal uban atau tua, bahkan
setiap pekan mereka akan bertambah cantik dan menawan (Surat An-Naba,
ayat : 33)
Tidak Mata Keranjang.
Firman Allah swt artinya : Dan hanya tinggal di dalam rumah. Inilah
yang seharusnya menjadi kaca perbandingan bagi setiap mu’minah, sang
bidadari begitu extra dalam menahan pandangan dan tidak pernah keluar
dari istananya (Surat Ar-Rahmaan, ayat : 56)
Tubuhnya wangi dan bercahaya.
Dalam riwayat Bukhari dalam Kitab Shahihnya, Rasulullah SAW bersabda,
“Seandainya salah seorang dari wanita surga menampakkan diri ke bumi,
niscaya akan bercahaya antara bumi dan langit dan niscaya antara bumi
dan langit itu dipenuhi dengan bau wangi. Tutup kepala wanita surga saja
lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” Diriwayatkan oleh Abu
Bakar bin Abi Dunya.
Do’a bidadari untuk para suami mereka di dunia,
dalam Kitab Maraasilnya, ‘Ikrimah meriwayatkan : “Sesungguhnya para
bidadari berdoa untuk para suami mereka saat para suami mereka masih
berada di dunia. Mereka berkata : “Ya Allah, tolonglah dia dalam
menjalankan agama; hadapkan dia dengan hatinya untuk taat kepada-Mu, dan
sampaikan dia kepada kami, demi kemuliaan-Mu, wahai Rabb Maha Penyayang
di antara semua yang penyayang.”
Wanita Dunia Bisa Lebih Baik Dari Bidadari Surga
Surga
adalah hak asasi atas muslim yang beriman dan beramal shalih. Surga
dipersembahkan khusus bagi hamba-Nya yang taat, baik dari kaum pria
maupun wanita. Begitu pula dengan seorang wanita jika ia
berniat untuk berhijrah menjadi seorang mukminah sejati. Perlombaan
untuk menjadi lebih baik dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya
adalah hak asasinya sebagai seorang hamba.
Dengan
melihat karakteristik sang bidadari, seharusnyalah hal tersebut menjadi
cermin bagi setiap wanita dunia. Bidadari adalah makhluk yang tercipta
mirip dengan bangsamu, wahai wanita, tapi ketahuilah engkau bisa lebih
baik dan lebih mulia darinya, Insya Allah. Ingatlah firman Allah dalam surat At-Tiin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”
Di antara jalan yang dapat ditempuh adalah Menjaga Kesucian.
Jagalah permatamu, wahai mukminah, Janganlah kau umbar dan kau jual
dengan harga yang murah, apalagi harga itu adalah harga duniawi yang
kotor. Milikilah rasa penuh cinta. Tumbuhkanlah cinta itu hanya kepada
Allah serta mempersiapkan cintamu itu untuk seorang laki-laki yang akan
menjadi suamimu atau telah sah menjadi suamimu.
Referensi :
Ukhti Al-Muslimah Sabiiluki ilal Jannah. Karya : Itisham Ahmad Sharraf, Daar Al-I’tisham
Ensiklopedia Surga, Karya : Mahir Ahmad Ash-shufi, Pustaka Azzam Mu’minah, No. 8 Tahun I, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar