Pendahuluan
Beriman
kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman,
sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang
yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada
kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS.
An-Nisaa’: 136)
Dalam
ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar kita
beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam, kepada
kitab-Nya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an dan juga
memerintahkan agar kita mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum
Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam
bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman
kepada qadar (takdirNya), yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)
Saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu:
Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala.
Kedua,
beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan
mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya.
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami
turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi
setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya. Adapun
kitab-kitab yang kita ketahui namanya adalah Al-Qur’an Al-Karim yang
diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, Injil
yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam, Zabur yang diturunkan
kepada Nabi Dawud ‘alaihissalaam, Suhuf Ibrohim, dan Taurat (Ada
sebagian ulama yang menyatakan kitab yang diturunkan bagi nabi Musa
‘alaihissalaam adalah Taurat, ada pula yang menyatakan bahwa bagi nabi
Musa ‘alaihissalaam terdapat kitab lainnya yaitu Suhuf Musa).
Ketiga,
yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut
sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga
berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab
terdahulu (sebelum Al-Qur’an).
Keempat,
yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan
rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak.
Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus
(mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang
artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang
lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-Qur’an sebagai ‘hakim’
atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk
mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah
dan diakui oleh Al-Qur’an.
Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah
Setelah
mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka
tentunya keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang muslim.
Diantara buah keimanan tersebut adalah:
Mengetahui
pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan
kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
Mengetahui
dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai
dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS.
Al-Maa’idah 5:48)
Semoga
kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala
secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang
disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan
berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan
yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada
kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih
sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan
kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita
dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan
memohon pertolongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar